Ragam Jenis Ayam Lokal Jilid 2
Ragam Jenis Ayam Lokal Jilid 2
- Ayam Kalosi
Ayam Kalosi salah satu strain ayam lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan pada tahun 1990-an untuk meningkatkan produktifitas telur dan untuk meningkatkan kualitas genetik ayam setempat. Ayam lokal ini dikembangkan 3 galur sekaligus, yaitu: Kalosi Karame Pute (wido puti), Lotong (hitam), dan Kalosi Pute (putih). Pada waktu itu Gubernur Sulawesi Selatan (HZB Palaguna) sangat mendukung pengembangan strain ayam lokal jenis ini, sehingga strain ini sering dikenal dengan nama Ayam Gubernur. Pada waktu pembuatan strain jenis ayam Kalosi ini tergolong sangat rumit karena mengawinkan beberapa jenis induk ayam yang memiliki sifat unggul khusus seperti ayam kampung, bangkok, kedu hitam, arab silver, leghorn putih dan lain-lain. Induk ayam tersebut kemudian dikawinkan satu sama lainnya. Awal tahapan yang dilakukan adalah dengan seleksi ayam lokal unggulan dari Sulawesi Selatan. Kemudian, dikawin silangkan (Grading Up) dengan ayam leghorn putih, kemudian anakan ayam hasil silang tersebut diseleksi untuk disilangkan dengan ayam Bangkok, ayam Kedu Hitam dan dilakukan berulang ulang dengan ayam yang saya sebutkan diatas. Proses perkawinan silang ini dilakukan hingga kegenerasi 4 (F4) bahkan hingga sampai kegenerasi ke 6 (F6) agar memperoleh jenis ayam baru yang stabil secara gennya dan murni. Proses hybrid atau perkawinan silang ayam lokal dengan ayam jenis lainnya ternyata dapat menghasilkan peningkatan performa keturunannya. Ayam kalosi mempunyai kelebihan, yaitu lebih cepat bertelur, karena pada umur 135-150 hari sudah bisa bertelur, bandingkan dengan ayam kampung, ayam kampung mulai bertelur paling cepat pada umur 150 hari, dan masa bertelur pada ayam kalosi juga lebih panjang. Pada saat umur 24-30 bulan, ayam kalosi masih bisa menghasilkan telur hingga sekitar 30% / hen day. Pertumbuhan pada ayam kalosi lebih cepat jika kita bandingkan dengan ayam kampung. Pada saat umur 3 bulan berat ayam kalosi bisa mencapai 900 g (karame pute), untuk ayam kalosi pute bisa mencapai 850 g, sedangkan ayam kalosi lotong bisa mencapai 800. Ketiga jenis ayam ini juga cukup prospek jika dikembangkan sebagai ayam petelur, selain itu juga bisa di manfaatkan sebagai ayam potong terutama ayam kalosi jenis. Produksi telur ayam kalosi rata rata per tahunnya bisa mencapai 170 butir untuk jenis ayam kalosi lotong, Ayam kalosi pute bisa mencapai 180 butir per tahunnya, sedangkan ayam kalosi karame pute dapat menghasilkan telur 160 butir pertahunnya. Produksi telur ayam kalosi masih lebih tinggi dibanding dengan ayam kampung yang Cuma menghasilkan telu 115 butir pertahunnya. Sebagai pembanding kita membandingkan dengan ayam kampung. Akan tetapi kita tidak akan membandingkan dengan ayam ayam ras dan ayam kedu putih, sebab ayam ras putih produktifitasnya bisa mencapai 259 butir pertahun dan ayam kedu dapat mencapai 215 butir pertahun. Ayam kalosi di lakukan kawinsilangkan hanya untuk memperbaiki mutu genetik dan produksi jumlah telur ayam kampung atau ayam lokal saja, yang mempunyai performa seperti telur ayam kampung. Ayam kalosi sebagai ayam petelur, baik bentuk, warna kulit telur, ukuran telur, serta ukuran kuning telur, ayam kalosi cukuup memenuhi konsumen lokal yang sampai saat ini sudah terbiasa mengkonsumsi telur ayam kampung.
- Ayam Jantur
Ayam Jantur sudah di terangkan di bab Ragam Jenis Ayam Aduan Asli Indonesia Bagian 2, silahkan baca klik disini.
Ayam Kampung sangat dikenal di masyarakat Indonesia dan menyebar luas di seluruh Nusantara. Banyak yang memelihara ayam kampung ini secara tradisional di perdesaan. Ayam kampung mempunyai warna bulu yang sangat beragam. Mempunyai bentuk maupun ukuran yang bermacam macam. Banyaknya keragaman karakter ayam kampung ini dikarenakan proses perkawinan ayam kampung berlangsung secara alami tanpa campur tangan sipemelihara. Menurut Sumanto et al, banyak yang memelihara ayam kampung karena relatif sangat mudah, tidak perlu modal besar disamping itu ayam ini sangat bermanfaat dan berguna dalam menghabiskan sisa sisa dapur (makanan) maupun sisa-sisa hasil pertanian. Beda dengan ayam ras lainnya, ayam kampung mempunyai manfaat tipe dwiguna yang tidak dibedakan baik untuk tipe pedaging maupun tipe petelur. Dalam budidaya ayam kampung masih dilakukan secara sederhana, yaitu dengan melepas ayam kampung di sekitar halaman rumah dan pemukiman (ekstensif), sehingga ayam kampung mempunyai daging dan produksi telur jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan ayam ras petelur dan pedaging lainnya. Walaupun hasil produksi telur ayam kampung sangat sangat rendah, akan tetapi telur ayam kampung sangat digemari oleh konsumen di Indonesia. Sedangkan daging ayam kampung mempunyai rasa yang enak dan gurih, tekstur daging lebih kenyal dan juga daging ayam kampung tidak mudah hancur saat di masak dengan waktu lama. Pada telur ayam kampung pun mempunyai kandungan gizi yang tinggi juga mempunyai khasiat sehingga harga telur ayam kampung lebih mahal jika dibandingkan telur ayam ras. Pemeliharaan secara baik pada ayam Kampung bobot ayam kampung bisa sampai 1,8 kg pada ayam pejantannya, sedangkan pada ayam betina bobotnya bisa mencapai 1,3 kg. Perubahan pada saat bertelur pun jika pemeliharaannya benar dan tidak asal asalan, maka akan ada perubahan, yang biasanya ayam kampung dalam kurun waktu satu tahun bisa bertelur tiga kali, maka dalam kurun waktu 1 tahun bisa meningkat hingga menjadi lima kali/tahun. Penyeleksian indukan yang mempunyai sifat unggul dan dipelihara secara intensif ternyata ayam kampung dapat meningkatkan produksinya. Pada ayam kampung yang sudah diseleksi dan dipelihara secara intensif biasanya ayam ini juga disebut dengan nama ayam Buras (bukan ras).
Ayam Sumatra atau Black Sumatra sudah di terangkan di bab Ragam Jenis Ayam Aduan Asli Indonesia Bagian 2, silahkan baca klik disini.
Ayam Tukong berasal dari daerah pedalam Kalimantan Barat yang sebenarnya masih sejenis dengan ayam kampung. Ayam Tukong tidak mempunyai tungging pada pangkal ekornya atau brutunya sehingga penampilan ayam tukong mirip seperti burung puyuh. Untuk bobot pada Ayam Tukong memiliki bobot yang lebih ringan jika dibandingkan ayam kampung. Bobot ayam tukong jantan mempunyai bobot kurang lebih sekitar 1,7 sampai 2,5 kg, sedangkan pada bobot ayam tukong betina mempunyai bobot kurang lebih 1,2 sampai 1,7 kg. Pada waktu dulu, ayam Tukong mempunyai postur yang sangat kecil, dan bobotnya diperkirakan antara 0,5 kg sampai 1 kg. Hasil telur yang dihasilkan ayam tukong per periode peneluran berjumlah sekitar antara 6 sampai 12 telur. Berat telur ayam tukong sekitar 47 g, kerabang telur mempunyai warna putih kecoklatan atau kemerahan. Ayam tukong betina pada saat umur sekitar 5 sampai 6 bulan sudah bisa mengeluarkan telur untuk yang pertamakalinya, jarak masa telur pada ayam tukong adalah 3 bulan, jadi dalam setahun ayam tukong akan bertelur 4 kali setahun. Pada warna bulu ayam Tukong beragam seperti halnya pada ayam kampung. Ayam tukong mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ayam kampung, yaitu ayam tukong mudah dipelihara, mempunyai sifat yang lebih jinak, daya tahan terhadap penyakit, mempunyai daging yang lebih baik dan mempunyai citarasa yang lebih gurih dibanding ayam kampung. Ayam Tukong paling banyakdi kabupaten Sambas, seperti daerah Tebas, Selakau, Sambas, Pemangkat, kemudian wilayah Kabupaten Bengkayang, wilayah Kabupaten Pontianak, Kota Singkawang, dan di Kabupaten Landak Kecamatan Mempawah Hulu. Ayam Tukong juga tersebar di Kabupaten Sintang, Sanggau, hingga Kapuas Hulu. Menurut orang orang tua dan para Pemangku adat (Temenggung) di desa Karangan, Kec.Mempawah Hulu, Kab. Landak, ayam Tukong dipercaya berasal dari persilangan ayam kampung dengan ayam Tabulangking. Ayam Tabulangking adalah ayam hutan yang hidup di hutan daerah Kalimantan Barat. Populasi ayam Tukong semakin lama makin sedikit, disebabkan akibat dari kurangnya informasi dan sosialisasi potensi tentang keunggulan ayam Tukong. Ayam kampung lebih diminati masyarakat dikarenakan untuk ritual adat dan keagamaan sebab bagian bagian pada tubuh ayam kampung yang lengkap dan sempurna.
- Ayam Kampung
Ayam Kampung sangat dikenal di masyarakat Indonesia dan menyebar luas di seluruh Nusantara. Banyak yang memelihara ayam kampung ini secara tradisional di perdesaan. Ayam kampung mempunyai warna bulu yang sangat beragam. Mempunyai bentuk maupun ukuran yang bermacam macam. Banyaknya keragaman karakter ayam kampung ini dikarenakan proses perkawinan ayam kampung berlangsung secara alami tanpa campur tangan sipemelihara. Menurut Sumanto et al, banyak yang memelihara ayam kampung karena relatif sangat mudah, tidak perlu modal besar disamping itu ayam ini sangat bermanfaat dan berguna dalam menghabiskan sisa sisa dapur (makanan) maupun sisa-sisa hasil pertanian. Beda dengan ayam ras lainnya, ayam kampung mempunyai manfaat tipe dwiguna yang tidak dibedakan baik untuk tipe pedaging maupun tipe petelur. Dalam budidaya ayam kampung masih dilakukan secara sederhana, yaitu dengan melepas ayam kampung di sekitar halaman rumah dan pemukiman (ekstensif), sehingga ayam kampung mempunyai daging dan produksi telur jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan ayam ras petelur dan pedaging lainnya. Walaupun hasil produksi telur ayam kampung sangat sangat rendah, akan tetapi telur ayam kampung sangat digemari oleh konsumen di Indonesia. Sedangkan daging ayam kampung mempunyai rasa yang enak dan gurih, tekstur daging lebih kenyal dan juga daging ayam kampung tidak mudah hancur saat di masak dengan waktu lama. Pada telur ayam kampung pun mempunyai kandungan gizi yang tinggi juga mempunyai khasiat sehingga harga telur ayam kampung lebih mahal jika dibandingkan telur ayam ras. Pemeliharaan secara baik pada ayam Kampung bobot ayam kampung bisa sampai 1,8 kg pada ayam pejantannya, sedangkan pada ayam betina bobotnya bisa mencapai 1,3 kg. Perubahan pada saat bertelur pun jika pemeliharaannya benar dan tidak asal asalan, maka akan ada perubahan, yang biasanya ayam kampung dalam kurun waktu satu tahun bisa bertelur tiga kali, maka dalam kurun waktu 1 tahun bisa meningkat hingga menjadi lima kali/tahun. Penyeleksian indukan yang mempunyai sifat unggul dan dipelihara secara intensif ternyata ayam kampung dapat meningkatkan produksinya. Pada ayam kampung yang sudah diseleksi dan dipelihara secara intensif biasanya ayam ini juga disebut dengan nama ayam Buras (bukan ras).
- Ayam Sumatra atau Ayam Black Sumatra
Ayam Sumatra atau Black Sumatra sudah di terangkan di bab Ragam Jenis Ayam Aduan Asli Indonesia Bagian 2, silahkan baca klik disini.
- Ayam Tukong
Ayam Tukong berasal dari daerah pedalam Kalimantan Barat yang sebenarnya masih sejenis dengan ayam kampung. Ayam Tukong tidak mempunyai tungging pada pangkal ekornya atau brutunya sehingga penampilan ayam tukong mirip seperti burung puyuh. Untuk bobot pada Ayam Tukong memiliki bobot yang lebih ringan jika dibandingkan ayam kampung. Bobot ayam tukong jantan mempunyai bobot kurang lebih sekitar 1,7 sampai 2,5 kg, sedangkan pada bobot ayam tukong betina mempunyai bobot kurang lebih 1,2 sampai 1,7 kg. Pada waktu dulu, ayam Tukong mempunyai postur yang sangat kecil, dan bobotnya diperkirakan antara 0,5 kg sampai 1 kg. Hasil telur yang dihasilkan ayam tukong per periode peneluran berjumlah sekitar antara 6 sampai 12 telur. Berat telur ayam tukong sekitar 47 g, kerabang telur mempunyai warna putih kecoklatan atau kemerahan. Ayam tukong betina pada saat umur sekitar 5 sampai 6 bulan sudah bisa mengeluarkan telur untuk yang pertamakalinya, jarak masa telur pada ayam tukong adalah 3 bulan, jadi dalam setahun ayam tukong akan bertelur 4 kali setahun. Pada warna bulu ayam Tukong beragam seperti halnya pada ayam kampung. Ayam tukong mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ayam kampung, yaitu ayam tukong mudah dipelihara, mempunyai sifat yang lebih jinak, daya tahan terhadap penyakit, mempunyai daging yang lebih baik dan mempunyai citarasa yang lebih gurih dibanding ayam kampung. Ayam Tukong paling banyakdi kabupaten Sambas, seperti daerah Tebas, Selakau, Sambas, Pemangkat, kemudian wilayah Kabupaten Bengkayang, wilayah Kabupaten Pontianak, Kota Singkawang, dan di Kabupaten Landak Kecamatan Mempawah Hulu. Ayam Tukong juga tersebar di Kabupaten Sintang, Sanggau, hingga Kapuas Hulu. Menurut orang orang tua dan para Pemangku adat (Temenggung) di desa Karangan, Kec.Mempawah Hulu, Kab. Landak, ayam Tukong dipercaya berasal dari persilangan ayam kampung dengan ayam Tabulangking. Ayam Tabulangking adalah ayam hutan yang hidup di hutan daerah Kalimantan Barat. Populasi ayam Tukong semakin lama makin sedikit, disebabkan akibat dari kurangnya informasi dan sosialisasi potensi tentang keunggulan ayam Tukong. Ayam kampung lebih diminati masyarakat dikarenakan untuk ritual adat dan keagamaan sebab bagian bagian pada tubuh ayam kampung yang lengkap dan sempurna.
- Ayam Tolaki
Ayam Tolaki sudah di terangkan di bab Ragam Jenis Ayam Aduan Asli Indonesia Bagian 1, silahkan baca klik disini.
Leave a Comment